Penulis : Raiza Makaliwuge
Gubernur Sulawesi Utara (Sulut), Mayjen TNI (Purn) Yulius Selvanus, menegaskan bahwa Kepala Sekolah harus menjadi pemimpin yang melayani, bukan untuk dilayani. Hal itu disampaikan dalam acara penutupan Peningkatan Kompetensi Kepala Sekolah jenjang SMA, SMK, dan SLB yang berlangsung di Aula Sam Ratulangi, Balai Penjamin Mutu Pendidikan (BPMP) Pineleng, Kabupaten Minahasa, Selasa (18/3/2025).
Ia juga mengingatkan agar para kepala sekolah tidak bersikap arogan, tetap loyal kepada atasan, menguasai 14 mata pelajaran yang diajarkan di sekolah, serta berperan aktif dalam kegiatan belajar-mengajar pada hari-hari tertentu.
Dalam sambutannya, Gubernur Yulius Selvanus, menegaskan bahwa seorang kepala sekolah harus memahami kondisi sekolah yang dipimpinnya, bersikap terbuka, hadir lebih awal dibandingkan guru dan siswa, serta menyambut siswa di gerbang sekolah.
Ia juga menekankan bahwa kepala sekolah harus memiliki pemahaman yang luas terhadap berbagai mata pelajaran, meskipun latar belakang pendidikannya berasal dari bidang tertentu, seperti matematika.
“Pentingnya menjaga kebersihan lingkungan sekolah, terutama fasilitas sanitasi, sebagai bagian dari upaya menciptakan lingkungan belajar yang nyaman dan sehat,” kata Yulius.
Yulius juga mengapresiasi hasil evaluasi peningkatan kompetensi kepala sekolah, di mana dari 431 peserta, hanya 29 yang memperoleh nilai di bawah standar.
Ia menekankan bahwa selain kecerdasan intelektual, Kepala Sekolah juga harus memiliki kecerdasan emosional dan spiritual untuk membentuk karakter peserta didik yang baik dan berintegritas.
Wakil Ketua Komisi IV DPRD Sulawesi Utara, Louis Schramm, yang turut hadir dalam acara tersebut, mendukung arahan Gubernur terkait kepemimpinan kepala sekolah yang mengutamakan pelayanan.
Ia juga menekankan pentingnya peningkatan kompetensi Kepala Sekolah agar mampu menjalankan tugas dengan baik serta menjaga kualitas pendidikan di Sulawesi Utara.
Sebelumnya, Kepala Dinas Pendidikan Daerah Sulawesi Utara, Dr. Femmy Suluh, melaporkan bahwa sejak 10 Februari hingga 18 Maret 2025, sebanyak 431 dari 462 kepala sekolah telah mengikuti program peningkatan kompetensi ini.
Hasil evaluasi menunjukkan bahwa 168 kepala sekolah memperoleh nilai sangat memuaskan (90-100), 190 kepala sekolah memperoleh nilai memuaskan (80-89), 31 kepala sekolah memperoleh nilai kurang memuaskan (70-79,9), dan 29 kepala sekolah memperoleh nilai di bawah standar.
Tiga kepala sekolah dengan nilai tertinggi dalam program ini adalah Maxi Awondatu (Kepala Sekolah SMA Negeri 2 Kota Bitung) dengan nilai 96,6, Meatriks Ngantung (Kepala Sekolah SMA Negeri 8 Manado) dengan nilai 96, dan Prengky Tairas (Kepala Sekolah SMA Negeri 2 Geme, Kabupaten Talaud) dengan nilai 96,3.
Program peningkatan kompetensi ini dinilai penting bagi Kepala Sekolah dalam meningkatkan kapasitas kepemimpinan mereka di era pendidikan modern serta dalam meningkatkan mutu pendidikan di Sulawesi Utara.
Acara ini dihadiri oleh Sekretaris Daerah Provinsi Sulawesi Utara, Steve Kepel, Asisten I Pemerintah Daerah, Dr. Deny Mangala, Anggota DPRD Sulawesi Utara, Louis Schramm, Kepala Dinas Pendidikan Daerah Sulawesi Utara, Dr. Femmy Suluh, Kepala BPMP, Febry Dien, serta 431 Kepala Sekolah dari SMA, SMK, dan SLB Negeri maupun Swasta.