Warouw: Banyak Nilai Kawasaran yang Masih Tersimpan

Penulis: Josua Wajong

Manado – Diskusi kawasaran seri pertama yang digagas oleh Jurusan Sejarah, Fakultas Ilmu Budaya (FIB), Universitas Sam Ratulangi (Unsrat) Manado, sukses digelar. Respons positif pun dilontarkan Dekan FIB Unsrat, Maya Pingkan Warouw, Ph.D., yang membuka dan mengikuti langsung kegiatan hingga tuntas.

Kepada inatara.com, dia mengatakan kegiatan ini sangat baik bagi generasi muda yang ingin memahami budaya Minahasa.

“Kegiatan seperti ini berdampak positif, khususnya untuk kaum muda yang sekarang ini mungkin perlu belajar lagi tantang budaya Minahasa,” tutur Warouw, usai kegiatan, Senin (28/3/2022).

Selain itu dituturkannya, diskusi seperti ini juga berguna bagi masyarakat untuk memperluas pengetahuan, tentang kawasaran, bahkan budaya Minahasa.

“Kegiatan ini juga memeperluas pengetahuan bagi kita semua,” sebut Warouw.

Sehingga ia mengusulkan, kegiatan ini perlu dilakukan lagi. Karena menurutnya masih banyak nilai dari kawasaran yang masih tersimpan.

“Kegiatan ini lebih baik lagi kalau diselenggarakan terus menerus. Masih banyak aspek kawasaran yang belum diulas. Dan itu bisa jadi bahan dalam kegiatan berikutnya,” tutur Warouw.

Di samping itu, dia berharap lewat adanya kegiatan seperti ini, kawasaran dapat lebih dikenal banyak orang dari nilai serta makna filosofisnya.

“Saya berharap bahwa kawasaran ini, akan lebih dikenal bukan secara umum, tapi secara detail. Seperti tadi kita sudah belajar sejarahnya, serta makna filosofisnya yang mungkin banyak orang belum tahu,” asa Warouw.

Diketahui, diskusi kali ini mengangkat topik ‘Kawasaran: Sejarah dan Filosofis’. Praktisi dan peneliti dihadirkan langsung sebagai narasumber. Penerima Anugerah Kebudayaan Indonesia (AKI) sebagai pelestari kawasaran, Rinto Taroreh, peneliti Pusat Kajian Kebudayaan Indonesia Timur, Rikson Karundeng, dan Ketua Jurusan Sejarah FIB Unsrat, Ivan Kaunang. (*)