Bupati Sachrul Mamonto Pimpin Upacara Peringatan Hari Pahlawan ke-77

0
159
Foto: Bupati Bolaang Mongondow Timur, Sam Sachrul Mamonto, S.Sos., MSi., Saat menyampaikan sambutan pada upacara peringatan Hari Pahlawan ke-77 yang digelar di lapangan depan kantor Bupati Boltim.

Penulis: Sunadio Djubair


Tutuyan – Dalam rangka memperingati Hari Pahlawan ke-77 Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bolaang Mongondow Timur (Boltim) gelar upacara bendera bertempat di lapangan depan kantor Bupati Boltim, Kamis (20/11/2022).

Adapun, Bupati Boltim Sam Sachrul Mamonto, S.Sos., MSi., didaulat sebagai Inspektur Upacara (Irup).

Pada kesempatan itu, Bupati Sachrul membacakan amanat Menteri Sosial (Mensos) yang mengulas tentang perjuangan para pahlawan.

“Hari ini adalah hari pahlawan dimana kita harus melakukan upacara untuk menghargai, menghormati mereka yang telah gugur di medan naga pertaruhkan nyawa mereka, mempertaruhkan harta mereka untuk kemerdekaan negeri tercinta ini,” sebut bupati.

“Pekerjaan pahlawan telah usai, tapi dia meninggalkan PR besar bagi kita, berjuang untuk kemerdekaan, kesehatan, kemerdekaan sosial, kemerdekaan pendidikan kita, itu yang terus kita lanjutkan sampai saat ini. Daring hero sebenarnya saat ini adalah mereka yang benar-benar mengabdikan kepada nusa bangsa termasuk kepada daerah ini,” ucap bupati.

Top eksekutif Boltim ini juga mengatakan bahwa pahlawan yang harus dihargai saat ini adalah diri kita sendiri.

“Siapa pahlawan yang harus kita hargai saat ini, dia adalah diri kita sendiri. Bapak ibu yang saat ini adalah pahlawan di dalam keluarga karena ingin memerdekakan keluarga dari penjajahan ekonomi, dari penjajahan pendidikan, kebodohan, kemiskinan dan itu yang harus kita lawan.
Salah satu upaya kita untuk menghargai pahlawan adalah dengan mengingat parah penghianat, karena dengan mengingat para penghianat kita akan sangat menghargai pahlawan,” lugasnya.

“Para penghianat itu tidak mau Indonesia merdeka, jangan sampai itu terjadi saat ini, mereka memecah belah kita tidak mau agar Indonesia itu maju atau bahkan daerah itu berkembang. Mereka memecah belah persatuan kita karena kepentingan-kepentingan pribadi, ambisi, maka itulah yang disebut penghianat bangsa saat ini yang harus kita lawan agar tidak menjadi duri dalam daging bangsa Indonesia ataupun daerah dan tanah kita tercinta,” kata bupati.

Pucuk pimpinan Boltim ini menyebutkan, dimomen hari pahlawan ini bukan hanya menghormati jasa para pahlawan, tapi harus menjaga nilai-nilai yang telah diturunkan kepada kita.

“Hari ini bukan hanya kita menghormati jasa para pahlawan, tapi kita harus menjaga nilai-nilai yang telah dia turunkan kepada kita. Kebesaran jiwa, semangat yang kuat, tekad yang kuat dan bekerja tanpa pamrih. Tadi saya mendengarkan pesan-pesan para pahlawan mulai dari Mohammad Yamin bahwa cita-cita perjuangan memerdekakan bangsa ini tidak hanya tumbuh begitu saja tapi direbut dengan susah payah, begitu juga perjuangan bapak ibu sekalian untuk merebut sebuah jabatan bukan mudah, maka setelah kita dapatkan jabatan itu harus kita berikan yang terbaik kepada bangsa dan negara ini,” tutur bupati.

“Saya mendegarkan pidato pesan-pesan tambahan dari Ki Hadjar Dewantara, yang di depan memberikan teladan, yang di tengah memberikan semangat, jangan yang berada di depan memberi teladan, memecah belah, mengahancurkan. Banyak pesan-pesan singkat dari pahlawan tadi yang bisa kita implementasikan dalam keseharian kita.
Bapak ibu yang ada saat ini baik yang ada di depan yang ada di belakang saya dan kita semua adalah pahlawan  saat ini yang meneruskan cita-cita dan perjuangan pahlawan yang telah mengorbankan jiwa raga, harta, pikiran-pikiran mereka untuk kemenangan bangsa Indonesia,” imbuhnya.

Mantan Ketua DPRD Boltim ini juga mengatakan, ketika mengheningkan cipta, ia sering meneteskan air mata. Kata bupati, dari lubuk hati yang paling dalam ada sesuatu yang terucap.

“Setiap kali mengheningkan cipta, saya sering meneteskan air mata karena lubuk hati saya yang paling dalam ada sesuatu yang terucap bahwa kita telah lahir di zaman bukan lagi zaman Indonesia di jajah, kita tinggal melanjutkan. Bayangkan kalau kita lahir di zaman Indonesia masih merebut kemerdekaan, mungkin kita tinggal pusara, tinggal debu yang ada di makam pahlawan,” kata Bupati Sachrul.

“Pidato singkat ini adalah penyemangat dan motivasi kepada kita semua bahwa berikan pengabdian yang terbaik. Baik bagi ASN, kepala desa, baik kepada TNI Polri dan kepada seluruh masyarakat Bolaang Mongondow Timur negeri yang sangat kita cintai, negeri yang telah memberikan setetes harapan untuk kemakmuran kita, negeri yang telah memberikan sumber kehidupan bagi anak cucu kita, mari bangun negeri Bolaang Mongondow Timur dengan tekad, semangat serta ketulusan bukan berdasarkan sesuatu yang akhirnya bisa menghancurkan semangat kita,” tutupnya. (Advertorial)

 

 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here