Penulis: Sunadio Djubair
Tutuyan – Dukungan terhadap Pasangan Calon (Paslon) bupati dan wakil bupati Bolaang Mongondow Timur (Boltim) Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) Amalia Ramadhan Landjar-Uyun Kunaefi Pangalima (Ama-UKP) terus mengalir. Terbaru, dukungan datang dari keluarga Sumendap.
Pernyataan itu dilontarkan Kevin Sumendap, saat kampanye dialogis Ama-UKP yang berlangsung dikediamannya di Desa Dodap Pantai Rabu (14/10/2020).
Pada kesempatan itu, Kevin Sumendap yang juga anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Boltim menyampaikan kepada para pendukung kalau ia memilih Ama-UKP.
“Jadi Ama jangan ragu, dari di luar sana mereka bilang kalau kita dengan papa (Ko, Hae-red) kata tidak dukung Ama-UKP, tapi hari ini kita mo tanya pa papa kalau dukung siapa, dan papa mendukung Ama-UKP. Jadi kalau di luar jangan lagi ada yang bilang kalau saya terima calon lain, tapi hari ini sudah dengar kalau saya dan papa dukung Ama-UKP,” tegas Sumendap.
“Saya juga mau bilang kalau kenapa harus pilih Ama-UKP, kalau Amalia dia punya gelar SKM. Sarjana Kesehatan Masyarakat, kalau UKP dia itu mantan Kadis PMD, Pemberdayaan Masyarakat Desa, jadi mereka berdua ini sudah paham tentang kebutuhan masyarakat. Jadi sudah tidak ada alasan lagi untuk kalian memilih yang lain, tapi kalian harus pilih nomor satu, Ama-UKP,” sambung Sumendap.
Sementara itu, UKP menjelaskan kalau kenapa dirinya memilih berpasangan dengan Amalia Landjar.
“Kenapa saya harus mengambil sikap harus berpasangan dengan Nona Amalia Ramadhan Landjar, karena saya mau berbuat baik kepada masyarakat Boltim tidak terkecuali Dodap bersatu, saya ingin mendapatkan Bupati yang muda yang bekerja energik yang dihabiskan semua waktunya untuk masyarakat. Belum ada suami, belum ada anak, berarti mampu bekerja cepat untuk rakyat Bolaang Mongondow Timur,” tegas mantan Kadis PMD ini.
Di tempat yang sama, Amalia Ramadhan Landjar dalam kesempatan itu juga menyampaikan kepada masyarakat Desa Dodap Pantai soal isu-isu miring yang dialamatkan kepadanya.
“Kebanyakan orang bilang kalau Amalia masih muda, memang betul saya masih berusia 29 tahun tapi Bapak Ibu ingat, kalian boleh tanyakan kepada penyelenggara pilkada dan suruh buka itu aturan kalau ada persyaratan pendaftaran Kepala Daerah dimintai buku nikah. Tidak ada, kalau buku nikah mereka tidak minta, berarti kalu orang yang tidak ada laki dan tidak ada suami bisa menjadi Bupati atau Wakil Bupati,” jelas Amalia. (*)