Penulis: Sunadio Djubair
Tutuyan – Kehadiran figur potensial Amalia Ramadhan Landjar dan Uyun Kunaefi Pangalima (ARL-UKP) bertarung pada Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Bolaang Mongondow Timur (Boltim), pada pilkada serentak 2020, memantik semangat kaum milenial. Kecerdasannya di panggung politik dinilai akan menjawab beragam problematika peran pemuda.
Pertemuan yang tersaji di Sekretariat Ama-UKP Desa Bulawan Dua, Kecamatan Kotabunan, Minggu (27/9/2020), para pemuda dari penjuru Timur Totabuan membentuk Barisan Muda Ama-UKP tanpa diintervensi “pihak luar”.
Promotor gerakan Ama-UKP, Anjas Ambarak, berujar, esensi kahadiran mereka pada pertemuan itu untuk menjawab kerisauan-kerisauan yang ada pada pemuda.
“Maka melalui itu, inisiasi ini muncul untuk membentuk barisan muda Ama-UKP. Dan perlu ingat, bahwa gerakan ini tidak ada intervensi politik dari manapun, tapi gerakan ini tumbuh dari dalam pemuda itu sendiri,” tegas Ambarak.
Ia menyebutkan, barisan muda Ama-UKP bukan tim sukses. Mereka akan berdiri paling depan untuk memenangkan pertarungan Amalia Ramadhan Landjar dan Uyun Kunaefi Pangalima sebagai Bupati dan Wakil Bupati Boltim.
“Perlu diketahui, bahwa barisan muda Ama-UKP ini bukan tim sukses. Tapi barisan muda Ama-UKP ini akan berdiri paling depan untuk memenangkan Ama-UKP di pertempuran pilkada yang ada di Kabupaten Bolaang Mongondow Timur,” sebutnya.
Dijelaskan, barisan muda Ama-UKP sudah pernah membuat pertemuan di Sekretariat Desa Togid, kediaman Amalia Ramadhan Landjar dan menghadirkan ratusan pemuda.
“Kurang lebih ada ratusan yang berkumpul dan melahirkan salah satu konsensus besar, yaitu pembentukan Koordinator Kabupaten dan Koordinator Desa,” tuturnya.
Pemuda asal Desa Kotabunan ini berambisi, seluruh desa yang ada di Kabupaten Boltim harus ada barisan Ama-UKP.
“Harapan kami, di 81 desa yang ada di Kabupaten Bolaang Mongondow Timur harus ada barisan muda Ama-UKP,” harap Ambarak.
Dia juga mengungkapkan tujuan mereka hanya satu, yaitu untuk menjawab persoalan-persoalan yang ada ditingkat pemuda itu sendiri. Karena tidak bisa dipungkiri bahwa masalah Kabupaten Bolaang Mongondow Timur hadir dari desa.
“Kenapa dia hadir dari desa, karena tidak ada pengawalan dari pemuda itu sendiri. Maka oleh sebab itu, gerakan kami ini gerakan moral, gerakan sosial, gerakan-gerakan yang kita anut untuk menyelamatkan Kabupaten Bolaang Mongondow Timur,” sebutnya.
Ia pun berharap, barisan Ama-UKP tetap solid, tetap menjaga emosional, serta menjaga solidaritas, karena perjuangan belum usai. “Yang gugur akan dihormati, yang lari akan dibenci, dan terus berjuang akan disegani,” ucap Ambarak.
Pemuda ini teringat perkataan salah satu tokoh yang mengatakan, jika melihat masa depan bangsa maka lihatlah hari ini. “Hassan Al-Banna juga pernah mengatakan, jika ingin melihat masa depan bangsa maka lihatlah generasi hari ini. Boltim akan ke depan tergantung pemuda hari ini, Boltim akan hancur tergantung pemuda hari ini. Boltim akan bagus tergantung pemuda hari ini,” ketusnya.
“Pemuda harus punya sikap. Sikap bukan berarti terlibat dalam politik praktis, tetapi dalam momentum ini, pemuda harus punya sikap, karena sebagai kita anak muda punya egosentris kepemudaan bahwa bakal calon itu sebagai pemuda,” tandasnya. (*)