Penulis: Sunadio Djubair
Tutuyan – Meski perairan Bolaang Mongondow Timur (Boltim), Provinsi Sulawesi Utara (Sulut), cukup extrim, para nelayan masih tetap melaut.
Salah seorang nelayan asal Desa Bulawan, Kecamatan Kotabunan, Joli Mandiangan mengaku, dalam tiga hari belakangan ini, cuaca cukup ekstrim, terjadi gelombang tinggi dan angin kencang. Meski demikian kata Joli, sebagian besar nelayan di Desa Bulawan tetap melaut.
“Meski Gelombang tinggi dan angin kencang kami tetap melaut. Kami melaut pada pukul lima pagi dan sebelum jam sepuluh pagi, kami harus pulang karena gelombang semakin tinggi,” kata Mandiangan saat diwawancarai media ini.
Nada yang sama dituturkan Samsir. “Kami melaut sekitar pukul lima pagi tapi sebelum jam sepuluh kami tetap kembali karena angin selatan bertiup sangat kencang,” kata Samsir, Kamis (27/8/2020).
Terkait hal ini, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Boltim, Elvis Siagian mengimbau, masyarakat yang tinggal di pesisir pantai untuk sementara mengurungkan niatnya untuk melaut.
Kata dia, bersadarkan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) bahwa sepanjang pesisir pantai di daerah Boltim cuaca begitu extrim sehingga masyarakat harus mematuhi imbauan pemerintah.
“Sesuai dengan ramalan cuaca BMKG kita sebagai warga masyarakat wajib mematuhi bahwa saat ini daerah Bolaang Mongondow Timur, sepanjang pesisir pantai adalah cuaca ekstrim berupa angin yang berubah ubah, terutama situasi angin selatan.
Untuk itu sangat diharapkan agar masyarakat yang tinggal di pesisir pantai untuk sementara diurungkan niatnya untuk melaut,” imbau Siagian.
Menurutnya pemerintah bukan melarang para nelayan mencari nafkah, tapi demi keselamatan bersama.
“Bukan dilarang untuk mencari nafkah, akan tetapi mengingat cuaca yang sangat ekstrim ini dan demi keselamatan kita bersama, demikian himbauan Pemerintah,” tandasnya. (*)