Penulis: Sunadio Djubair
Tutuyan – Bantuan Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kabupaten Bolaang Mongondow Timur (Boltim) Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) yang diberikan kepada masyarakat, sudah sesuai mekanisme dan petunjuk teknis (Juknis) dari Kementerian Kelautan dan Perikanan. Demikian dikatakan Kepala Dinas DKP Boltim, Erna Mokodongan saat diwawancarai sejumlah wartawan, Jumat (5/2/2021).
“Bantuan dari dinas perikanan dan kelautan itu sudah sesuai dengan mekanismenya, sudah diserahkan kepada para pelaku usaha perikanan, baik nelayannya, pemasarnya maupun tibo-tibo dan sudah disesuaikan dengan mekanismenya dengan juknis daripada kementerian dan perikanan,” kata Erna.
“Bantuan berupa kapal 3GT 6 unit, kapal 4GT 1 unit, baru kemudian fish pinder ada 15 unit, cool box 97 unit, let jaket ada 356 unit, motor tempel ada 15 unit, baru motor box 5 unit,” beber Erna.
Ditanya terkait proposal yang sudah masuk tapi tidak keluar bantuannya, Erna mengatakan bahwa masih terkendala disebabkan masih banyak daftar tunggu.
“Memang masih banyak daftar tunggu. Proposal yang masuk pada kita banyak sekali, jadi agak sakit kepala juga tim verifikasi Dinas Perikanan dan Kelautan untuk menentukan ini. Tapi kita pakai skala prioritas, sudah lama dia menyampaikan proposalnya. Baru kemudian mana yang masih banyak daftar tunggu, kita berusaha agar supaya ada ketambahan anggaran 2021 bisa memenuhi masyarakat yang sudah memasukkan proposalnya itu, dan berharap agar supaya mereka bisa mendapatkan bantuan,” ungkapnya.
Sebelumnya, bantuan yang disalurkan DKP Boltim tersebut mendapat keluhan dari warga. Di Desa Bulawan Satu, Kecamatan Kotabunan misalnya. Surianti Baswan mengaku, sudah banyak proposal yang ia masukan ke Dinas Kelautan dan Perikanan Boltim, tapi tidak ada satupun bantuan yang keluar. Sementara kata dia, yang lain bukan nelayan, tapi dapat bantuan.
“Proposal mesin temple 15 pk yang ada semaso, yanda ada. Baru ulang kasemaso proposal perahu satu paket deng mesin, yanda ada. Baru ada kase maso proposal motor box yanda ada, nda pernah kaluar. Sementara yang badapa laeng bukang nelayan,” urai Baswan.
Tuturan yang sama dilontarkan Wiwin Bukoy, warga Bulawan Satu. Kata dia, proposal yang ia masukan ke DKP Boltim, itu atas permintaan kepala dinas, tapi setelah di cek, tidak ada bantuan yang keluar. “Kita ada semaso proposal cool box. Itu Ibu Erna yang bilang langsung kasemaso jo. Tapi pas ada cek nda ada tu bantuan,” tutur Bukoy. (Dio)