Penulis: Sunadio Djubair
Kotamobagu – Bupati Bolaang Mongondow Timur Dr (c) Sam Sachrul Mamonto S.Sos., M.Si., menghadiri kegiatan High Level Meeting (HLM) Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID), Tim Percepatan dan Perluasan Digitalisasi Daerah (TP2DD) dan Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) se-Bolaang Mongondow Raya (BMR).
Kegiatan yang diselenggarakan oleh Bank Indonesia (BI) perwakilan Sulawesi Utara (Sulut) di Hotel Sutan Raja Kotamobagu ini, dihadiri seluruh Kepala Daerah se-BMR, serta perwakilan dari masing-masing instansi vertikal.
Dalam sambutannya, Kepala Perwakilan BI Sulut Andry Prasmuko mengatakan, Sulut memiliki posisi strategis terkait perdagangan di Indonesia Timur. Selain itu Sulut juga kaya akan komoditas pangan untuk pemenuhan kebutuhan sehari-hari maupun orientasi kerjasama antar daerah. Hal inilah yang mendorong Sulut untuk terus tumbuh, berdasarkan capaian pertumbuhan ekonomi Sulut dan harga pangannya yang relatif stabil.
“Kami memberikan apresiasi yang tinggi untuk pemerintah provinsi Sulut dan seluruh Kabupaten/Kota se-Sulut yang mampu memberikan performa terbaik di tengah pasca pemulihan ekonomi indonesia,” kata Andry.
Menurutnya, capaian ini tidak lepas dari kontribusi lima daerah di kawasan BMR. BMR memiliki posisi strategis sebagai lumbung pangan Sulut.
Kata Andry, TPID memiliki tujuan untuk menjaga stabilitas harga, oleh karena itu dirinya berharap dengan adanya stabilitas harga, masyarakat Sulut atau BMR tentu akan mampu mengatur pemenuhan konsumsi dengan baik.
Untuk TP2DD, bertujuan agar aktifitas ekonomi dapat terdigitalisasi, hal ini akan melahirkan proses bisnis yang efisien, dan memiliki akuntabilitas yang dapat dipertanggungjawabkan serta mendorong kepercayaan masyarakat atas kredibilitas pemerintah daerah.
“Kepercayaan masyarakat akan mendorong roda perekonomian menjadi lebih produktif dan bersaing, dengan demikian upaya ini perlu dilakukan oleh Pemda serta stakeholder lainnya dengan tujuan agar Sulut yang mampu menjaga kestabilan harga pangan dan juga terdigitalisasi,” ucapnya.
Sementara itu, Bupati Boltim Dr (c) Sam Sachrul Mamonto S Sos., MSi., dalam kesempatannya mengapresiasi Bank Indonesia yang memiliki peran penting dalam mengendalikan inflasi daerah.
“Dalam upaya ini, kami terus berjuang mempertahankan stabilitas pangan dan harga. Karena Inflasi akan sangat terasa ketika mampu mempertahankan stabilitas harga,” kata bupati, Kamis (7/3/2024).
Menurut bupati, pada akhir tahun 2023 lalu, harga komoditas pangan mengalami kenaikan, hal ini tentu berdampak positif pada petani. Namun ketika memasuki Januari 2024, harga komoditas justru mengalami penurunan drastis. Sehingga yang terjadi justru Deflasi.
“Sebenarnya komoditas kita cukup stabil. Kemarin sudah banyak bantuan bibit cabai dan lain sebagainya yang diantaranya merupakan bantuan dari Bank Indonesia. Bantuan tersebut alhamdulillah sukses. Tapi disaat panen raya, ada banyak sekali pasokan hasil komoditas dari luar daerah BMR yang masuk. Hal ini tentu menyebabkan harga komoditas di BMR anjlok. Bisa dikatakan hasil panen petani di BMR belum berhasil dari segi ekonomi,” tegas bupati.
“Ini yang perlu dibahas dan bila perlu ada kerjasama seluruh daerah di BMR, kita hentikan suplai atau pasokan yang dari luar. Sehingga harga komoditas pertanian di BMR tetap stabil dan tentu menguntungkan para petani dari segi ekonomi,” pungkas Sachrul. (Advertorial)