Penulis: Gloria Lolowang
Inatara.com, Tondano – Salah satu program Kampus Merdeka yakni Program Magang dan Studi Independen Bersertifikat (MSIB) picu antusiasme mahasiswa seluruh Indonesia.
Kurang lebih 13.000 mahasiswa lolos sebagai peserta program dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) Republik Indonesia (RI).
“Program MSIB ini memberikan kami kebebasan untuk magang di luar kampus atau institusi, sehingga kami mahasiswa bisa merasakan bagaimana dunia kerja,” ungkap Adrian Hulalata, salah satu peserta magang di Kota Ambon, saat diwawancarai via Whatsapp, Sabtu (30/10/2021).
Magang dengan keuntungan biaya hidup bulanan membuat mahasiswa berbondong-bondong untuk mengikutinya. Tak hanya itu mereka juga diberikan kebebasan 20 SKS.
“Bukan hanya karena mengejar uang semata, tetapi lebih kepada perasaan bahwa ini kesempatan emas. Kapan lagi magang dibayar dengan uang saku yang sepadan,” ujar mahasiswa asal Universitas Negeri Manado (Unima) ini.
Mirisnya, kurang lebih 3 bulan program MSIB berjalan, biaya hidup baru diberikan sekali. Padahal kesepakatannya uang saku tersebut akan dicairkan perbulan.
“Pencairan sebulan itu harus digunakan untuk membayar hutang di bulan sebelumnya. Belum biaya hidup, transportasi, dan juga biaya tempat tinggal,” keluhnya.
Menurutnya, Kampus Merdeka seharusnya punya banyak evaluasi dari program-program sebelumnya, namun masalah uang saku ini kerap terulang.
“Mereka menuntut untuk terus penuhi logbook harian dan mingguan, jika pekerjaan tidak terpenuhi maka potongan uang saku ancamannya,” pungkasnya. (Filo)